FULL COSTING & VARIABEL COSTING METODE UNTUK PERHITUNGAN
HARGA POKOK PRODUKSI
PADA PT.SANDAL ATRADROW
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akuntansi
Manajemen
Dosen Pembimbing :
MUHAMMAD RIZAL LUBIS S.E., M.Si.,
Disusun Oleh:
RINI JULIANTI
1405170245
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA
UTARA
2016
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala berkah dan rahmat-Nya,
sehingga penulis mempunyai kesempatan belajar diperguruan tinggi di
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan dapat
menyelesaikan tugas ini dengan judul “Full Costing
dan Variabel Costing Metode untuk Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Pembuatan Sandal AtraDrow baik
sandal pria maupun sandal wanita.
Dalam kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bpk Muhammad Rizal
Lubis S.E., M.Si., selaku dosen pembimbing Akuntansi
Manajemen yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang membantu penulis dalam hal
mengumpulkan data-data dalam pembuatan ini. Semoga Tuhan selalu memberikan karunia-Nya dan selalu membimbing kami agar
tetap dijalannya.
Medan,
27 Mei 2016
Penulis
Industri rumah tangga merupakan usaha yang cukup bagus pada
masa ini mungkin karena pendapatan yang diterima cukup meyakinkan si pengusaha.
Oleh sebab itu kami ingin meneliti sebuah industri rumah tangga yang bergerak
di bidang pembuatan sandal pria maupun wanita. Industri ini terbilang masih baru
dan belum dikenal banyak masyarakat dan modal untuk menjalankan usaha ini cukup
efisien yaitu Rp 22.000.000,- (dua puluh dua juta rupiah).
Usaha yang telah berdiri tentunya ingin berkembang dan terus
menjaga kelangsungan hidupnya, untuk itu pemilik usaha ini perlu membuat
kebijakan yang mengacu pada terciptanya efisiensi dan efektivitas kerja. Kebijakan tersebut dapat berupa penetapan
harga pokok produksi, yaitu dengan cara menekan biaya produksi serendah mungkin
dan tetap menjaga kualitas dari barang atau produk yang dihasilkan, sehingga
harga pokok produk satuan yang dihasilkan lebih rendah dari yang sebelumnya.
Kebijakan ini sangat bermanfaat bagi usaha pembuatan sandal ini untuk
menetapkan harga jual yang tepat dengan laba yang ingin diperoleh pemilik
usaha, sehingga usaha tersebut dapat bersaing dengan pengusaha-pengusaha
lainnya yang memproduksi produk sejenis. Hal ini tentunya tidak terlepas dari
tujuan didirikannya usaha ini yaitu agar modal yang ditanamkan dalam perusahaan
dapat terus berkembang atau dengan kata lain mendapatkan laba semaksimal
mungkin.
Kesalahan dalam perhitungan harga pokok produksi dapat
mengakibatkan penentuan harga jual pada suatu perusahaan menjadi terlalu tinggi
atau terlalu rendah. Kedua kemungkinan tersebut dapat mengakibatkan keadaan
yang tidak menguntungkan bagi pemiliknya, karena dengan harga jual yang terlalu
tinggi dapat mengakibatkan produk yang ditawarkan akan sulit bersaing dengan
produk sejenis yang ada di pasar, sebaliknya jika harga jual produk terlalu rendah akan mangakibatkan laba yang
diperoleh rendah pula. Kedua hal tersebut dapat diatasi dengan penentuan harga
pokok produksi dan harga jual yang tepat.
Usaha yang dijalankan dengan sungguh-sungguh dapat
mengantarkan usaha tersebut ke jenjang yang lebih tinggi dan pula apabila usaha
ini dapat memasarkan produknya sampai ketingkat internasional maka Indonesia
juga dapat bangga dengan hasil industri rakyatnya sendiri dan juga dapat
meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Tugas ini akan menyiapkan dan menerangkan secara sederhana
tentang metode-motode yang digunakan dalam penentuan Harga Pokok Produksi
(HPP). Dalam menyiapkan materi ini kami turut memperlihatkan data harga pokok
produksi melalui dua metode yaitu full costing dan variabel costing.
1.
Pengertian Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen
Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa,
dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Objek kegiatan
akuntansi biaya adalah biaya.
Akuntansi manajemen adalah suatu kegiatan (proses) yang
menghasilkan informasi keuangan bagi manajemen untuk pengambilan keputusan
ekonomi dalam melaksanakan fungsi manajemen. Fungsi-fungsi manajemen yang dimaksud
adalah terutama mengenai fungsi perencanaan, koordinasi dan pengendalian.
2.
Pengertian Biaya Produksi
Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi
untuk tujuan tertentu. Sedangkan dalam arti sempit, biaya dapat diartikan
sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang yang terjadi untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut objek
pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi dibagi menjadi biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (factory
overhead cost).
2.1
Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku langsung adalah semua
biaya bahan yang membentuk bagian integral dari barang jadi dan yang dapat
dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produk. Contoh bahan baku langsung
adalah kayu untuk pembuatan meubel dan tanah liat untuk pembuatan genteng.
Pertimbangan utama dalam mengelompokkan bahan ke dalam bahan baku langsung
adalah kemudahan penelusuran proses pengubahan bahan tersebut sampai menjadi
barang jadi. Sebagai contoh, paku untuk membuat peralatan meubel merupakan
bagian dari barang jadi, namun agar perhitungan biaya meubel tersebut bisa dilakukan
secara cepat, bahan ini dapat diklasifikasikan sebagai bahan baku tidak
langsung.
2.2
Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja langsung adalah
karyawan atau karyawati yang dikerahkan untuk mengubah bahan langsung menjadi
barang jadi. Biaya untuk ini meliputi gaji para karyawan yang dapat dibebankan
kepada produk tertentu.
2.3
Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik disebut juga
biaya produk tidak langsung, yaitu kumpulan dari semua biaya untuk membuat
suatu produk selain biaya bahan baku langsung dan tidak langsung.
Overhead pabrik pada umumnya
didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung, dan bahan
pabrik lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau dibebankan
langsung ke pekerjaan produk atau tujuan akhir biaya.
Biaya overhead pabrik (FOH) terdiri
dari biaya FOH tetap dan biaya FOH variabel. Biaya tetap adalah biaya yang
jumlah totalnya tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu, biaya variabel
adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume
kegiatan. Ada juga yang dinamakan biaya semi variabel adalah biaya yang berubah
tak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
2.4
Penghitungan Harga Pokok Produksi
Di dalam akuntansi biaya yang konvensional komponen-komponen
harga pokok produk terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat tetap maupun variable. Konsep
harga pokok tersebut tidak selalu relevan dengan kebutuhan manajemen. Oleh
karena itu timbul konsep lain yang tidak diperhitungkan semua biaya produksi
sebagai komponen harga pokok produk. Jadi di dalam akuntansi biaya, dimana
perusahaan industri sebagai modal utamanya, terdapat dua metode perhitungan
harga pokok yaitu Full/Absortion/Conventional Costing dan Variable/Marginal/Direct
Costing. Perbedaan pokok diantara kedua metode tersebut adalah terletak
pada perlakuan terhadap biaya produksi yang bersifat tetap. Adanya perbedaan
perlakuan terhadap FOH Tetap ini akan mempunyai pengaruh terhadap perhitungan
harga pokok produk dan penyajian laporan rugi-laba.
2.5
Metode Full Costing
Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produk dengan
memasukkan seluruh komponen biaya produksi sebagai unsur harga pokok, yang
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik
variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Di dalam metode full costing,
biaya overhead pabrik yang bersifat variabel maupun tetap dibebankan kepada
produk yang dihasilkan atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas
normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu
biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk
selesai yang belum dijual, dan baru dianggap sebagai biaya (elemen harga pokok
penjualan) apabila produk selesai tersebut tidak dijual.
Menurut metode full costing, karena produk yang
dihasilkan ternyata menyerap jasa FOH Tetap walaupun tidak secara langsung,
maka wajar apabila biaya tadi dimasukkan sebagai komponen pembentuk produk
tersebut.
2.6
Metode Variable Costing
Variable Costing adalah metode penentuan harga pokok yang hanya memasukkan
komponen biaya produksi yang bersifat variabel sebagai unsur harga pokok, yang
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik variabel.
Variable costing
beranggapan bahwa FOH Tetap tadi tidak secara langsung membentuk produk, maka
tidak relevan kalau dimasukkan sebagai komponen harga pokok. Sebaiknya FOH
Tetap dimasukkan dalam kelompok period cost (biaya periode).
3.
Sejarah Singkat AtraDrow
Produk AtraDrow ini merupakan usaha yang bergerak dalam
bidang pembuatan atau memproduksi sandal pria dan wanita dengan berbagai ukuran
serta model-model yang beraneka ragam. Produk ini dijalankan dengan sistem
mingguan yaitu bapak Hayat harus menyelesaikan 20 pasang sandal dalam seminggu
masing-masing 10 sandal pria dan 10 sandal wanita serta setiap 5 pasang sandal
dibuat dengan model yang sama. Dalam sebulan bapak Ayat dapat memproduksi
80-100 buah sandal dengan berbagai model yang bermacam-macam.
Produksi sandal pria dan wanita ini adalah usaha keluarga
yang dikelola oleh bapak Ayat yg hasilnya atau pendapatannya akan dinikmati
oleh keluarganya. Bapak Ayat untuk saat ini tidak memerluka karyawan karena
produk yg dihasilkan masih sedikit tetapi apabila produknya terjual banyak
setiap minggu dan produk yg di hasilkan harus di perbanyak karena permintaan
pelanggan mungkin bapak Ayat akan membutuhkam karyawan.
Produk sandal ini bergerak pada akhir bulan Desember 2010
dan mulai memproduksi pada awal Januari 2011 sampai sekarang. AtraDrow ini
menggunakan sistem penjualan sendiri terhadap konsumen akhir tidak menjualnya
kepada agen-agen ataupun calo mungkin ini dilakukan karena Bapak Ayat masih
bisa menanganinya dan dapat memaksimalkan keuntungan.
Untuk memulai usaha ini bapak Ayat
harus mengeluarkan modal yang lumayan kecil untuk usaha ini yaitu sebesar Rp
22.000.000,-. Modal itu digunakan untuk belanja bahan baku dan peralatan serta
biaya-biaya transportasi dan biaya-biaya lainnya sehingga dapat mengahilkan
produk yang dijual kepada konsumen dan memikat hati konsumen serta meraup
keuntungan sebesar-besarnya dari konsumen.
3.1
Struktur Organisasi
Struktur organisasi usaha ini tidak terlau sulit dan sudah
terlihat pada penjelasan-penjelasan sebelumnya yaitu usaha ini modalnya berasal
dari keluarga bapak Hayat dan yang mengelola bapak Hayat sendiri serta
keuntungannya akan kembali kepada bapak Hayat dan keluarganya. Bapak Hayat yang
selaku pengelola usaha harus melaporkan hasil kegiatan produksi baik penjualan
hasil produksi, pembuatan maupun pembelian bahan baku kepada keluarga bapak
Ayat, dengan demikian struktur organisasi usaha ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
3.2
Pembahasan
3.2.1
Bahan dan Alat Produksi
a.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan sandal pria dan
wanita di beli dari Kota Medan Sumatera Utara, harga untuk bahan baku pembuatan
sandal terbilang murah dan transportasinya pun tidak terlalu jauh serta dapat
mengurangi biaya transportasi dari murahnya harga bahan baku.
Bahan yang digunakan terbilang bagus serta tahan lama karena
pembelian bahan baku langsung dari pabrik pembuatanya. Bahan utama untuk
pembuatan sandal pria dan wanita adalah tapak sandal baik pria maupun wanita
dengan berbagai ukuran serta yang digunakan untuk alas tapaknya dan berbagai
macxam assesoris untuk memperhias sandal serta busa tipis yang digunakan untuk
kenyaman pengguna yang disisipkan di atas tapak. Berikut ini adalah bahan-bahan
yang digunakan untuk pembuatan sandal pria dan wanita yaitu sebagai berikut:
Tabel 1 Bahan pembuatan Sandal
No
|
Keterangan
|
1
|
Tapak Pria bermacam ukuran
|
2
|
Tapak Wanita bermacam ukuran
|
3
|
Meka dengan berbagai corak
|
4
|
Kulit Beldu dengan berbagai corak
|
5
|
Asesoris (fantasy, simporo, gesper
dll)
|
6
|
Karton Tebal
|
7
|
Busa Tipis
|
8
|
Pelapis Busa
|
9
|
Berbagai Lem (FOC, master D, Top
dll)
|
10
|
Tiner
|
11
|
Karpet Kain
|
12
|
Selang Plastik
|
13
|
Kapas
|
14
|
Benang
|
15
|
Paku Tembak
|
16
|
Bahan Penolong (Air)
|
b.
Alat
Peralatan yang digunakan pada umumya sangat sulit di
dapatkan atau banyak peralatan yg dimodifikasi guna untuk dapat digunakan dalam
pembuatan sandal. Peralatan-peralatan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Alat Produksi
No
|
Keterangan
|
1
|
Gerenda
|
2
|
Kompor Minyak Tanah
|
3
|
Mesin Jahit
|
4
|
Mal Sandal Pria
|
5
|
Mal Sandal Wanita
|
6
|
Gunting
|
7
|
Pisau
|
8
|
Pembolong
|
9
|
Besi Pena
|
10
|
Jarum
|
11
|
Kuas
|
12
|
Palu
|
13
|
Rol
|
14
|
Kertas Pasir
|
15
|
Alat Sablon
|
Untuk
memproduksi serta menjual di perlukan alat/item pendukung, alat /item
pendukungnya adalah sebagai berikut:
Tabel
3 Alat/item pendukung
No
|
Keterangan
|
1
|
Becak
|
2
|
Tenda Payung
|
3
|
Tas Besar
|
4
|
Meja
|
5
|
Kursi
|
6
|
Sapu
|
7
|
Kipas Angin
|
3.2.2
Siklus Produksi
Asumsi dasar yang penyusun gunakan berkenaan dengan siklus
produksi adalah siklus penjualan Mingguan. Dengan kata lain, siklus ini dimulai
Pembuatan Sandal Selama seminggu pada malam hari sedangkan pada pagi hari
hingga sore hari dilakukan penjualan di pasar. Dalam seminggu target yang harus
terjual adalah 20 pasang sandal, apabila dalam seminggu masih ada sisa maka
sisa sandal tersebut jadi persediaan tambahan untuk minggu depan. Ilustrasinya
misalkan minggu ini sisa sandal ada 5 pasang maka minggu depan harus terjual 25
pasang.
3.2.3
Data Biaya dan Volume Produksi
Usaha ini masih djalankan dalam siklus keluarga dan tenaga
kerja yang digunakan tidak ada karena produksinya masih minim. Sedangkan laba
yang yg di peroleh di bagi dua dengan pihak keluarga 50% untuk pengelola dan
50% lagi untuk keluarga.
a.
Data Biaya
Tabel 4 Biaya Bahan Baku
No
|
Keterangan
|
Harga
(Rp)
|
1
|
Tapak Pria Bermacam Ukuran
|
900.000.-
|
2
|
Tapak Wanita Bermacam Ukuran
|
900.000.-
|
3
|
Meka Dengan Berbagai Corak
|
1.500.000.-
|
4
|
Kulit Beldu Dengan Berbagai Corak
|
1.800.000.-
|
5
|
Asesoris (Fantasy, Simporo, gesper
dll)
|
600.000.-
|
6
|
Karton Tebal
|
20.000.-
|
7
|
Busa Tipis
|
160.000.-
|
8
|
Pelapis Busa
|
150.000.-
|
9
|
Lem (FOC, Master D, Top dll)
|
600.000.-
|
10
|
Tiner
|
150.000.-
|
11
|
Karpet Kain
|
500.000.-
|
12
|
Selang Plastik
|
20.000.-
|
13
|
Kapas
|
15.000.-
|
14
|
Benang
|
50.000.-
|
15
|
Paku Tembak
|
160.000.-
|
16
|
Biaya Pembuatan
|
100.000.-
|
Total
|
7.625.000.-
|
Total biaya bahan-bahan diatas
adalah untuk produksi sandal 400 pasang baik sandal cewek maupun cowok, dan
apabila sudah jadi 400 pasang maka pembelian bahan baku akan dilakukan dengan
biaya-biya dan bahan-bahan seperti tabel diatas. Jadi biaya bahan untuk 1
pasang sandal adalah 7.625.000 : 400 =
Rp 19.062,5 untuk satu minggu biaya bahan baku yang habis adalah
19.062,5 x 20 = Rp 381.250,-
Tabel 5 Biaya Peralatan
No
|
Keterangan
|
Banyak
|
Harga
(Rp)
|
Total
(Rp)
|
Masa
pakai*)
|
Penyusutan**)
|
|
per
bulan
(Rp)
|
per
hari
(Rp)
|
||||||
1
|
Gerenda
|
1
|
500.000
|
500.000
|
5
|
8.333
|
278
|
2
|
Kompor Mitan
|
2
|
80.000
|
160.000
|
3
|
4.444
|
148
|
3
|
Mesin Jahit
|
1
|
800.000
|
800.000
|
10
|
6.667
|
222
|
4
|
Mal Sanda Pria
|
5
|
70.000
|
350.000
|
5
|
5.883
|
194
|
5
|
Mal Sandal Wanita
|
5
|
70.000
|
350.000
|
5
|
5.883
|
194
|
6
|
Gunting
|
4
|
20.000
|
80.000
|
1
|
6.667
|
222
|
7
|
Pisau
|
5
|
30.000
|
150.000
|
0,5
|
25.000
|
833
|
8
|
Pembolong
|
10
|
15.000
|
150.000
|
0,5
|
25.000
|
833
|
9
|
Besi Pena
|
12
|
2.000
|
24.000
|
0,5
|
4.000
|
133
|
10
|
Jarum
|
24
|
2.000
|
48.000
|
0,5
|
8.000
|
267
|
11
|
Kuas
|
5
|
4.000
|
20.000
|
0,5
|
3.333
|
111
|
12
|
Palu
|
2
|
50.000
|
100.000
|
5
|
1.667
|
56
|
13
|
Rol
|
3
|
15.000
|
45.000
|
1
|
3.750
|
125
|
14
|
Kertas Pasir
|
3
|
8.000
|
24.000
|
0,3
|
6.667
|
222
|
15
|
Alat Sablon
|
1
|
200.000
|
200.000
|
3
|
5.556
|
185
|
16
|
Becak
|
1
|
8.000.000
|
8.000.000
|
10
|
66.667
|
2.222
|
17
|
Tenda Payung
|
1
|
200.000
|
200.000
|
2
|
8.333
|
278
|
18
|
Meja
|
3
|
80.000
|
240.000
|
2
|
10.000
|
333
|
19
|
Kursi
|
2
|
25.000
|
50.000
|
2
|
2.083
|
69
|
20
|
Tas Besar
|
2
|
250.000
|
500.000
|
5
|
8.333
|
278
|
21
|
Sapu
|
3
|
30.000
|
90.000
|
1
|
7.500
|
250
|
22
|
Kipas Angin
|
2
|
200.000
|
400.000
|
5
|
6.667
|
222
|
Total
|
12.481.000
|
230.333
|
7.678
|
Keterangan
:
*)
per tahun dan habis pakai
**)
metode yang digunakan adalah metode rata-rata
Tabel 6 Biaya lain-lain
No
|
Keterangan
|
Per
bulan
(Rp)
|
Per
hari
(Rp)
|
1
|
Biaya Pemeliharaan
|
170.000
|
5.666
|
2
|
Biaya listrik
|
200.000
|
6.667
|
3
|
Biaya Air
|
150.000
|
5.000
|
4
|
BBM (Bensin & Mitan)
|
500.000
|
16.667
|
Total
|
1.020.000
|
34.000
|
3.2.4
Perhitungan HPP
-
Metode Full costing
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa asumsi dasar
yang digunakan adalah asumsi penjualan mingguan, sehingga HPP Full Costing yang
dimaksud adalah HPP per mingguan. Berikut Perhitungannya:
Tabel
7 HPP Full Costing
No
|
Keterangan
|
Per
Minggu
(Rp)
|
1
|
Biaya bahan baku
|
381.250
|
2
|
Biaya Overhead
|
|
- Biaya pemeliharaan
|
39.662
|
|
- Biaya Listrik
|
47.000
|
|
- Biaya Air
|
35.000
|
|
- BBM (Bensin & Mitan)
|
117.000
|
|
- Biaya Penyusutan
|
53.746
|
|
Total
|
673.568
|
Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa HPP Full Costing pada
Produksi sandal AtraDrow adalah sebesar
Rp 673.568.-.
-
Metode Variabel Costing
Seperti perhitungan pada metode sebelumnya yaitu metode full
costing metode ini juga sama yaitu penjumlahan dari biaya bahan baku dan biaya
overhead, tetapi metode ini hanya menggunakan overhead pabrik variabel beda
dengan full costing yang menjumlahkan overhead pabrik tetap dan variabel.
Asumsinya sama yaitu permingguan. Berikut perhitungannya:
Tabel 8 HPP Variabel Costing
No
|
Keterangan
|
Per
Minggu
(Rp)
|
1
|
Biaya bahan baku
|
381.250
|
2
|
Biaya Overhead
|
|
- Biaya pemeliharaan
|
39.662
|
|
- Biaya Listrik
|
47.000
|
|
- Biaya Air
|
35.000
|
|
- BBM (Bensin & Mitan)
|
117.000
|
|
Total
|
619.912
|
3.2.5
Perhitungan HPP Per Unit
Perhitungan harga pokok produksi per unit untuk satu pasang
sandal baik sandal Pria maupun sandal wanita menggunakan metode perhitungan
antara lain jumlah harga pokok produksi minggu dibagi dengan 20 pasang sandal,
karena dalam satu minggu dapat memproduksi sebanyak 20 pasang.
Dengan demikian dapat dihitung pula HPP Perunit menurut
metode full costing dan variabel costing. Perhitungannya adalah sebagai berikut
:
- HPP Perunit Metode Full Costing
Rp 673.568
HPP Perunit =
= Rp 33.678,4
20
Jadi harga perpasang sandal metode full costing adalah RP
33.678,4.
- HPP Perunit Metode Variabel Costing
Rp 619.912
HPP Perunit =
= Rp 30.995,6
20
Jadi harga perpasang sandal
metode variabel costing adalah Rp 30.995,6.
4.1 Kesimpulan
Kesalahan dalam perhitungan HPP
dapat mengakibatkan penentuan harga jual pada suatu perusahaan menjadi terlalu
tinggi atau terlalu rendah. Oleh karena perhitungan HPP pun menjadi satu hal
penting untuk dilakukan bagi setiap perusahaan.
Pada usaha bapak Hayat ini yang
bergerak di bidang pembuatan sandal pria maupun wanita dengan merek dagang
bernama AtraDrow dengan metode perhitungan HPP dengan menggunakan dua metode
yaitu perhitungan HPP dengan metode full costing dan perhitungan HPP dengan
metode variabel costing. Telah diketahui bahwa
HPP dengan menggunakan metode full costing adalah Rp 673.568 serta
menggunakan metode variabel costing adalah Rp 619.912, dan juga harga perunit
menggunakan metode full costing adalah Rp 33.678,4 dan metode variabel costing
adalah Rp 30.995,6.
Pembuatan sandal AtraDrow bisa meraih
keuntungan antara Rp 11.000 s/d Rp 14.000 perpasang dengan menjual kepada
konsumen seharga Rp 45.000 perpasang sandal baik pria maupun wanita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar