ETIKA BISNIS DALAM WIRAUSAHA
ETIKA BISNIS DALAM WIRAUSAHA
1. DEFINISI ETIKA BISNIS DALAM WIRAUSAHA
Pegertian etika
bisnis adalah suatu kode etik perilaku perusahaan berdasarkan nilai-nilai moral
dan norma yang di jadikan tuntutan dalam membuat keputusan dan memecahkan
persoalan. Etika pada dasarnya adalah suatu komitkmen untuk melakukan apa yang
benar dan menghindari apa yang tidak benar.oleh karna itu,perilaku etika
berperan melakukan apayang benar dan baik untuk menentang apa yang salah dan buruk,menurut
Ronald J.Ebert dan RickyM.Griffin. etika bisnis adalah istilah yang seiring
digunakan untuk menunjukkan perilaku etika dari seseorang menejer atau karyawan
suatu organisasi.
Pemilik
kepentingan adalah semua individu atau kelompok yang berkepentingan dan
berpegaruh terhadap keputusan-keputusan perusahaan.
Menurut
Zimmerer yang termasuk pemilik kepentingan yang mempegaruh keputusan bisnis
antara lain:
a.
Para Pegusaha
dan Mitra Usaha.
b.
Petani dan
Perusahanan Pemasol Bahan Baku.
c.
Organisasi
Pekerja yang Mewakili Pekerja.
d.
Pemerintah yang
Megatur Kelancaran Aktivitas Usaha.
e.
Bank Peyandang
Dana Perusahaan.
f.
Investor
Penanam Modal.
g.
Masyarakat Umum
yang Dilayani.
h.
Pelanggan yang
Membeli Peroduk.
Jelaslah bahwa etika bisnis merupakan landasan penting
dan harus perusahaan. Oleh sebab itu,menurut Zimmerer, etika bisnis merupakan
masalah yang sangat sensitif dan kompleks. Megapa demikian? Menurutnya,
membangun etika untuk mempertahankan reputasi adalah lebih sukar daripada
menghancurkannya.
Selain etika dan perilaku,yang tidak kalah pentingnya
dalam bisnis adalah norma etika. Menurut Zimmerer ada 3 tingkatan norma etika
yaitu:
a)
Hukum, perilaku
bagi masyarakat secara umum yang megatur perbuatan yang boleh dilakukan dan
tidak boleh dilakukan. Hukum hanya megatur standar perilaku minimum.
b)
Kebijakan dan
perosedur organisasi, memberi arahan yang khusus bagi setiap orang dalam
organisasi dalam megambil keputusan sehari-hari.
c)
Moral sikap
mental individual,sagat penting untuk menghadapi suatu eputusan yang tidak
diatur oleh aturan formal. Nilai moral dan sikap ment8al individual biasanya
berasal dari keluarga,agama,dan sekolah.
Menurut Zimmerer kerangka kerja etika dapat dikembangkan
melalui 3 tahap antara lain:
Ø Tahap pertama, megakui demensi-demensi etika yang ada
sebagai suatu alternatif atau keputusan. Artinya,sebelum wirausaha
mengimformasikan suatu keputusan etika yang dibuat lebih dahulu ia harus
megakui etika yang ada.
Ø Tahap keddua, mengidentifikasi pemilik kepentingan kunci
yang terlibat dalam pegambilan keputusan.
Ø Tahap ketiga,membuat pemilihan alternatif dan membedakan
antara taggapan etika dan bukan bukan etika.
Menurut Zimmerer
pihak yang bertanggung jawab terhadap moral etika adalah menejer. Oleh
karna itu, ada tiga tipe menejer dilihat dari sudut etikanya yaitu:
1.
Menejemen Tidak
Bermoral. Menejeman tidak bermoral didorong oleh kepentingan dirinya
sendiri,demi keuntungan sendiri atau perusahaan.
2.
Menejemen
Amoral. Tujuan utama dari menejemen amoral adalah laba,akan tetapi tidaknya
berbeda degan menejemen imoral.
3.
Menejemen
Bermoral. Bertujuan untuk meraih keberasilan,tetapi degan megunakan aspek legal
dan perinsip-perinsip etika.
2. PERINSIP-PERINSIP ETIKA DAN PERILAKU
BISNIS
Menurut
pendapat Michael Josephson yang dikutipoleh Zimmerer secara universal ada 10
perinsip etika yang megarahkan perilaku yaitu:
1.
Kejujuran,yaitu
penuh kepercayaan,bersipat jujur,sungguh-sungguh,terusterang.
2.
Integritas,
yaitu memegang perinsip, melakukan kegiatan yang terhormat,tulus hati, berani
dan penuh pendirian/keyakinan.
3.
Memelihara
janji, yaitu selalu mentaati janji, patut di percaya,penuh komitmen.
4.
Kesetiaan,
yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, temen, karyawan,dan negara.
5.
Kewajaran
keadilan, yaitu berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia megakui kesalahan,
memperlihatkan komitmen keadilan, persamaan perilaku individual.
6.
Suka membantu
orang lain, yaitu saling membantu, berbaik hati, bales kasihan,
tolong-menolonh, dan menghindari segala sesuatu yang membahayakan orang lain.
7.
Hormat kepada
orang lain, yaitu menghormati martabat orang lain, kebiasaan dan hak menentukan
nasib sendiri bagi setiap orang, bersopan santun, tidak merendahkan dan
mempermalukan martabat orang lain.
8.
Warga negara
yang bertanggung jawab, yaitu selaku menentu hukum/aturan, penuh kesadaran
sosial, dan menghormati peroses demokrasi dalam mengambil keputusan.
9.
Megejar
keunggulan, yaitu mengajar keunggulan dalam segala hal, baik dalam pertemuan
personal maupun bertanggung jawaban personal, tekun, dapat dipercaya.
10. Dapat di
pertanggungjawabkan, yaitu memiliki dan menerima taggung jawab atas keputusan
dan konsekuensinya serta selalu memberi contoh.
3. MEMPERTAHANKAN STANDAR ETIKA BISNIS
Cara-cara
mempertahankan setandar etika bisnis antara lain:
a.
Ciptakan
kepercayan perusahaan dalam menetapkan nilai-nilai perusahaan yanng mendasari tanggung
jawab etika bagi pemilik kepentingan.
b.
Kembangkan kode
etik. Kode etik merupakan suatu catatan tentang stander tingkah laku dan
prinsip-perinsip etika yang diharapkan perusahaan dari karyawan.
c.
Jalankan kode
etik secara adil dan konsisten. Manejer harus mengambil tindakan apabila mereka
melanggar etika, bila karyawan megetahui bahwa yang melanggar etika tidak
dihukum, maka kode etik menjadi tidak berarti apa-apa.
d.
Lindungi hak
perorangan, melindungi seseorang degan kekuatan perinsip moral dan nilainya
merupakan jaminan terbaik untuk menghindari penyimpangan etika. Untuk membuat keputusan
etika seseorang harus memiliki:
Ø Komitmen etika yaitu, tekat sesorang
untuk bertindak secara etis dan melakukan sesuatu yang benar.
Ø Kesadaran etika yaitu kemampuan untuk
merasakan implikasi etika dari suatu setuasi.
Ø Kemampuan kompetensi yaitu kemampuan
untuk menggunakan suara pikiran moral dan mengembangkan setrategi pemecahan
masalah secara praktis.
e.
Ciptakan budaya
yang menekankan komunikasi dua arah yaitu megimformasikan barang dan jasa yang
kita hasilkan dan menerima aspirasi untuk perbaikan perusahaan.
f.
Adakan
pelatihan etika. Workshop merupakan alat untuk meningkatkan kesadaran para
karyawan.
g.
Hindari contoh
etika yang tercela setiap saat dan etika diawali dari atasan. Atasan harus
memberi contoh dan menaruh kepercayaan kepada bawahannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar